Studi Kasus : Status Neurologi Pasien Space Occupying Lesion Dengan Hiv dan Toxoplasmosis Cerebri

Authors

  • Ade Iwan Mutiudin Fakultas Keperawatan, Universitas Padjadjaran
  • Ridal Sagala Fakultas Keperawatan, Universitas Padjadjaran
  • Tuti Pahria Fakultas Keperawatan, Universitas Padjadjaran
  • Yusshy Kurnia Herliani Fakultas Keperawatan, Universitas Padjadjaran
  • Hasniatisari Harun Fakultas Keperawatan, Universitas Padjadjaran
  • Epi Pitriana Ruang Azalea, RSUP Hasan Sadikin Bandung

DOI:

https://doi.org/10.32584/jpi.v4i1.450

Keywords:

HIV, Status Neurologi, Space Occupying Lesion, Toxoplasmosis Cerebri

Abstract

Space occupying lesion merupakan desakan ruang yang diakibatkan peningkatan volume di dalam ruang intrakranial. Desakan ruang di intrakranial dapat mengakibatkan jaringan otak mengalami nekrosis sehingga dapat menyebabkan gangguan neurologik progresif. Pasien SOL dengan HIV dan Toxoplasmosis Cerebri menunjukkan hampir 80-90% ditemukan memiliki kelainan neurologik. Tujuan : menganalisis karakteristik pasien dan menganalisis status neurologi. Metode : penelitian dekriptif dengan pendekatan studi kasus observasi. Tehnik pengambilan sampel yang digunakan adalah consecutive sampling. Alat pengumpulan data menggunakan lembaran ceklis yang merupakan kriteria status neurologis berdasarkan Nanda, lembar observasi dan MMSE. Hasil : Durasi mulai sakit yang di alami kedua pasien lebih dari 3 bulan dengan lama hari perawatan lebih dari 7 hari. Kedua pasien mempunyai riwayat penyakit penyerta yang sama dan baru mendapatkan terapi Atiretroviral setelah dirawat di rumah sakit. Gangguan status neurologis yang paling dominan tampak pada pasien Space Occupying Lesion dengan HIV dan Toxoplasmosis Cerebri diantaranya : Keluhan sakit kepala, gangguan kognitif dan gangguan berbicara serta kelemahan otot. Saran : Monitoring status neurologi secara komprehensif merupakan bagian penting terutama pada pasien Space Occupying Lesion dengan HIV dan Toxoplasmosis Cerebri, agar pelayanan yang diberikan akan lebih optimal dan berkualitas. Sehingga dapat mengurangi angka morbiditas dan mortalitas yang diakibatkan oleh gangguan fungsi neurologi. Case Study : Neurology Status of Patients Space Occupying Lesion with HIV and Cerebri Toxoplasmosis. Space occupying lesion is the insistence of space caused by an increase in volume in the intracranial space. Pressure in the intracranial space can brain tissue to experience necrosis so that it can cause progressive neurologic disorders. SOL patients with HIV and Cerebri Toxoplasmosis show nearly 80-90% are found to have neurological abnormalities. Aims : To analyze patient characteristics and analyze neurological status. Method : Descriptive research with an observational case study approach. The sampling technique used was consecutive sampling. Data collection tools use checklist sheets which are neurological status criteria based on Nanda, observation sheets and MMSE. Results : Duration of pain started in both patients was more than 3 months with a length of treatment more than 7 days. Both patients had a history of the same comorbidities and had only received Atiretroviral therapy after being hospitalized. The most dominant neurological status disorders seen in Space Occupying Lesion patients with HIV and Cerebri Toxoplasmosis include: Complaints of headaches, cognitive disorders and speech disorders and muscle weakness. Suggestion: Monitoring Neurology Status comprehensively is an important part especially in the patient's occupying lesion with HIV, so that the service provided will be more optimal and quality. Thus, it can reduce the morbidity and mortality rates caused by impaired neurological functions. 

References

Brunner & Suddarth. (2000). Asuhan keperawatan dengan gangguan neurlogi: Space Occupying Lesion dengan HIV ec Toxoplasmosis Cerebri. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.

Butt, M. E., Khan, S. A., Chaudrhy, N. A., & Qureshi, G. R. (2005). Intra-cranial space occupying lesions a morphological analysis. Biomedica, 21(1), 31-5.

Dogar, T., Imran, A. A., Hasan, M., Jaffar, R., Bajwa, R., & Qureshi, I. D. (2015). Space occupying lesions of central nervous system: A radiological and histopathological correlation. Biomedica, 31(1), 15-20.

Ekawati, A., & Afridah, W. (2015). Hubungan antara lama hari rawat dengan antrian masuk rumah sakit pada pasien bpjs di rs. Islam jemursari surabaya. Journal of Health Sciences, 8(1). DOI: https://doi.org/10.33086/jhs.v8i1.223

Foreman, M. D., Fletcher, K., Mion, L. C., Simon, L., & Faculty, N. (1996). Assessing cognitive function: The complexities of assessment of an individual's cognitive status are important in making an accurate and comprehensive evaluation. Geriatric Nursing, 17(5), 228-232. https://doi.org/10.1016/S0197-4572(96)80210-2

Guyton A.C. & J.E. Hall (2007). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta: EGC. 74,76, 80-81, 244, 248, 606,636,1070,1340.

Hartanto H., Susi N., Wulansari P., & Mahanani DA. (2005). Penyakit Serebrovaskular. Jakarta: EGC; 2005. BAB 53,; hal. 1106-1129.

Herdman, T. H., & Kamitsuru, S. (2015). Diagnosis Keperawatan, Definisi & Klasifikasi 2015-2017 Edisi 10. Jakarta: EGC.

Herlina, H., Kurniati, N., Prawitasari, T., Soedjatmiko, S., Hadinegoro, S. R., Mangunatmadja, I., & Setyanto, D. B. (2016). Gambaran Fungsi Kognitif HIV Anak yang Telah Memperoleh Terapi Antiretrovirus. Sari Pediatri, 18(2), 100-5.

Jihad, N. H. M., Taufik, R., & Nurmila, N. (2018). The effect of High Blood Sugar Level of Cataract in Diabetes Mellitus Patient in Eye Health Community Center South Sulawesi. Al-Iqra Medical Journal: Jurnal Berkala Ilmiah Kedokteran, 1(1), 10-15. DOI: https://doi.org/10.26618/aimj.v1i1.2765

Kayana, I. B. A., Maliawan, S., & Kawiyana, I. K. S. (2013). Intracranial Pressure Monitoring Technique. E-Jurnal Medika Udayana, 480-501.

Montoya JG, Toxoplasmosis, In: Goldman L, Schafer Al. (2011).eds.Cecil Medicine. 24th ed.Pholadelphia,PA: Saunders Elseveir; chap 357.

Mulyati, M., Subagio, H. W., & Udji, M. A. (2017). Hubungan Lama Pemberian Terapi Anti Retroviral dengan Komposisi Tubuh pada Pasien HIV. JNH (journal of nutrition and health), 5(2), 129-137.

NANDA. (2018). Buku diagnosa keperawatan definisi dan klasifikasi 2015-2017. Jakarta: EGC

Nurmufthi G., Y. (2014) dysarthria post stroke attack with uncontrolled hypertension and obesity on a housewife. Jurnal kedokteran; Agromed Unila ; Volume 1 Nomor 2

Price, SA, & Wilson, LM. (2006). Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Volume 2 Ed/6.

Sadoughil A., Rybinnik I., & Cohen R. (2013). Measurement and management of Increased intracranial pressure. Crit Care Med 2013;6 (Suppl 1:M4):56-65.

Satyanegara (2010). Ilmu Bedah Saraf Edisi 4. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Satyanegara (2014). Ilmu bedah saraf satyanegara. Edisi ke-5. Jakarta: PT Gramedia; hlm. 265.

Simamora, S. K., & Zanariah, Z. (2017). Space Occupying Lesion (SOL). Medical Profession Journal Of Lampung [MEDULA], 7(1), 68-73.

Sjamsuhidajat & de jong. (2010). Buku Ajar Ilmu Bedah.Jakarta: EGC Sjamsuhidajat, R & Wim, de Jong (ed). 2004.

Smeltzer, Suzanne, C. & Bare, Brenda G. (2001). Buku Ajar Ilmu Bedah; Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.

Sri Hastuti, D., & Zulaikha, F. (2019). Analisis Praktik Klinik Keperawatan pada An. Az dengan Post Operasi Craniotomy atas Indikasi Space Occupying Lesion (SOL) dengan Intervensi Inovasi Penggunaan 2% Chlorhexidine Gluconate (CHG) sebagai Perawatan Sibin Harian untuk Mengurangi Bakteremia pada Anak yang Dirawat di Ruang PICU RSUD A. Wahab Sjahranie Samarinda Tahun 2019.

Sudoyo, W Aru, Bambang Setiyohadi, Idrus Alwi, Marcellus Simadibrata K, Siti Setiati (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid III, Edisi V, Jakarta: Interna Publishing

Sumardjono, S. (2004). Perbandingan Skala Keluaran Glasgow Pada Contusio Cerebri Disertai Cedera Kepala Berat Antara Tindakan Craniectomi Dekompresi Dengan Konservatif (Doctoral Dissertation, Program Pendidikan Pasca Sarjana Universitas Diponegoro).

Wilson, L.M., & Price, S.A. (2006). Patofisiologi: konsep klinis proses-proses penyakit. Edisi ke-6. Volume 2. Jakarta: EGC. Hal. 1232

Wolfe TJ, Torbey MT. (2009). Management of intracranial pressure. Curr Neuro Neurosci Reports;9:477-85.

Yancheva N, Tsvetcova N, Marinova I, Elenkov I, Tchervenyakova T, Nikolova M, et al. (2017) A Report of Two Cases with Different Clinical Presentation of Cerebral Toxoplasmosis in HIV-Infected Bulgarian Patient. Journal of AIDS and Clinical Research. 8(673):1-3.; DOI : 10.4172/2155-6113.1000673

Yostila Derosa, Armen Ahmad (2018). Toxoplasmosis Cerebri Pada HIV AIDS, jurnal kesehatan andalas, Vol. 7: ISSN : 2615-1138; DOI: https://doi.org/10.25077/jka.v7.i0.p96-99.2018

Vidal, J. E. (2019). HIV-related cerebral toxoplasmosis revisited: current concepts and controversies of an old disease. Journal of the International Association of Providers of AIDS Care (JIAPAC), 18, 2325958219867315. https://doi.org/10.1177/2325958219867315

Downloads

Published

2020-05-30

How to Cite

Mutiudin, A. I., Sagala, R., Pahria, T., Herliani, Y. K., Harun, H., & Pitriana, E. (2020). Studi Kasus : Status Neurologi Pasien Space Occupying Lesion Dengan Hiv dan Toxoplasmosis Cerebri. Jurnal Perawat Indonesia, 4(1), 285–294. https://doi.org/10.32584/jpi.v4i1.450

Issue

Section

Articles