HUBUNGAN STATUS GIZI DAN PENDAPATAN TERHADAP KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU
DOI:
https://doi.org/10.32584/jpi.v1i1.5Keywords:
Status gizi, pendapatan, kejadian TB,Abstract
AbstractDiperkirakan sekitar 2,7 juta jiwa meninggal karena tuberkolusis paru setiap tahunnya di seluruh dunia. adalah masalah kesehatan dimana Indonesia cukup memberikan kontribusi ke tingkat dunia. Dibuktikan dengan saat ini berada pada peringkat empat dengan beban tuberkolusis tertinggi dunia, yaitu setelah China, India, dan Afrika Selatan. Status gizi adalah salah satu faktor terpenting dalam pertahanan tubuh terhadap infeksi tuberkolusis. Pada keadaan gizi yang buruk, maka reaksi kekebalan tubuh akan melemah sehingga kemampuan dalam mempertahankan diri terhadap infeksi menjadi menurun. faktor lain yang mempengaruhi status gizi seseorang adalah status sosial ekonomi. Pendapatan per kapita pasien Tuberkulosis Paru menjadi salah satu faktor yang berhubungan dengan status gizi pada pasien Tuberkulosis Paru. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara pendapatan, status nutrisi terhadap kejadian tuberkolusis paru. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan metode survei analitik dengan pendekatan case control. Hasil penelitian menunjukkan hubungan yang bermakna antara status gizi dengan kejadian Tuberkulosis paru dengan nilai OR= 3,484 (CI= 1,246 – 9, 747) yang berarti status gizi kurang beresiko menderita Tuberkulosis paru sebesar 3,4 kali dibandingkan dengan status gizi cukup. Terdapat hubungan yang bermakna antara pendapatan dengan kejadian Tuberkulosis paru dengan nilai OR= 4,421 (CI= 1,638 – 11, 930) yang berarti responden dengan pendapatan rendah beresiko menderita Tuberkulosis paru sebesar 4,4 kali dibandingkan dengan responden yang pendapatannya tinggi. Kata kunci: Status gizi, pendapatan, kejadian TB AbstractThe relationship between income, nutritional status on the incidence of pulmonary tuberculosis. It is estimated that around 2.7 million people die from pulmonary tuberculosis every year throughout the world. is a health problem where Indonesia contributes enough to the world level. It is proven that currently it is ranked fourth with the world's highest tuberculosis burden, namely after China, India and South Africa. Nutritional status is one of the most important factors in the body's defense against tuberculus infections. In poor nutrition, the immune reaction will weaken so that the ability to defend against infection decreases. Other factors that affect a person's nutritional status are socioeconomic status. Per capita income of patients with pulmonary tuberculosis is one of the factors related to nutritional status in patients with pulmonary tuberculosis. The purpose of the study was to determine the relationship between income, nutritional status on the incidence of pulmonary tuberculosis. This research is a quantitative study that uses analytical survey methods with a case control approach. The results showed a significant relationship between nutritional status with the incidence of pulmonary tuberculosis with an OR = 3.484 (CI = 1.246-9,747) which means less nutritional status at risk of suffering from pulmonary tuberculosis by 3.4 times compared to adequate nutritional status. There is a significant relationship between income with the incidence of pulmonary tuberculosis with OR = 4.421 (CI = 1.638 - 11,930) which means that respondents with low income are at risk of suffering from pulmonary tuberculosis by 4.4 times compared to respondents with high income. Keywords: Nutritional status, income, incidence of TBReferences
Agus. (2017). Gaji UMR Jateng 2017, Daftar Gaji UMK 35 Kota dan Kabupaten di Jawa Tengah Tahun 2017. http://www.gajiumr.com. Accessed 23 Februari 2017.
Ahmad, Fariza. (2013). Hubungan Status Gizi dengan Tingkat Sosial Ekonomi Orang Tua / Wali Murid Siswa Kelas Atas Sekolah Dasar Negeri 3 Jatiluhur Kecamatan Karanganyar Kabupaten Kebumen. Skripsi. Yogyakarta: UNY.
Amalia, Dewi Rosaria. (2014). Hubungan Pengetahuan dan Motivasi dengan Perilaku Merokok pada Remaja Usia 12 – 15 Tahun di Desa Ngumpul. Tesis. Surakarta: UNS.
Angelina, Bhestsy &Miskiyah Tiflani Iskandar. (2011). Gizi dan Dietetika (Edisi 2). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Astuti, Sumiyati. (2013). Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Masyarakat terhadap Upaya Pencegahan Penyakit Tuberkulosis di RW 04 Kelurahan Lagoa Jakarta Utara Tahun 2013. Skripsi. Jakarta: UIN.
Budijanto, Didik, dkk (Ed). (2016). 2015 Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kemenkes RI
Cahyono, Rinto. (2015). Hubungan Tingkat Ekonomi dengan Kejadian Kekerasan dalam Rumah Tangga di Desa Tersobo Kecamatan Prembun Kabupaten Kebumen. Skripsi. Gombong. Stikes Muhammadiyah Gombong.
Devi, Nirmala. (2010). Nutrition and Food Gizi untuk Keluarga. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.
Dharma, Kelana Kusuma. (2011). Metodologi Penelitian Keperawatan. Jakarta: CV. Trans Info Media.
Haryanto, Sindung. (2011). Sosiologi Ekonomi. Yogyakarta: AR_RUZ MEDIA.
Helper, Sahat P.M. (2010). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian TB Paru dan Upaya Penanggulangannya. Jurnal Ekologi Kesehatan.
Hidayat, A. Aziz Aimul. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.
Indarwati, Rini Dwi. (2014). Hubungan Antara Kondisi Sosial Ekonomi dan Perilaku Hidup Sehat dengan Status Gizi Pasien Tuberkulosis Paru di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Surakarta. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Kartikasari, BW., Mifbakhuddin, Mustika, DN. (2011). Hubungan Pendidikan, Paritas dan Pekerjaan Ibu dengan Status Gizi Ibu Hamil Trisemester III di Puskesmas Bangetayu Kecamatan Genuk Kota Semarang Tahun 2011. Semarang: Universitas Muhammadiyah Semarang.
Kotouki, Anance. (2012). Gambaran Perilaku Penderita dan Resiko Tuberkulosis BTA Positif dengan Kepatuhan Minum Obat dan Kebiasaan Membuang Dahak di Wilayah Puskesmas Ciomas Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat Tahun 2012. Skripsi. Depok: Universitas Indonesia.
Maksalmina, Z. (2013). Faktor-Faktor yang Menyebabkan Kejadian TB (Tuberkulosis) Paru Pada Laki-Laki di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungwuni I Kabupaten Pekalongan. Jurnal Skripsi. Pekalongan: Stikes Muhammadiyah Pekajangan, Pekalongan.
Muaz, Faris. (2014). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Tuberkulosis Paru Basil Tahan Asam Positif Di Puskesmas Wilayah Kecamatan Serang Kota Serang Tahun 2014. Skripsi. Jakarta: UIN.
Noor, Nur Narsy. (2008). Epidemiologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2012). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT RINEKA CIPTA
P, Ristyo Sari, dkk. (2012). Hubungan Tingkat Sosial Ekonomi dengan Angka Kejadian Tuberkulosis Paru BTA Positif di Wilayah Kerja Puskesmas Peterongan Jombang Tahun 2012. Skripsi. Jombang: Stikes PEMKAB Jombang.
Patiung, F., Wongkar, MCP dan Mandang, V. (2014). Hubungan Status Gizi dengan CD4 Pasien Tuberkulosis Paru. Jurnal e-CliniC, volume 2, nomor 2.
Purwitasari, Sri, dkk. (2016). Profil Kesehatan Kabupaten Kebumen 2015. Kebumen: Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen
Putra, Niko Rianda. (2011). Hubungan Perilaku dan Kondisi Sanitasi Rumah dengan Kejadian TB Paru Di Kota Solok Tahun 2011. Skripsi. Padang: Universitas Andalas Padang.
Priyatiningsih, Sri Endah. (2012). Hubungan Antara Status Gizi dengan Tingkat Konsentrasi Belajar Siswa Kelas III dan IV di SDN 1 Pekutan Kecamatan Mirit. Skripsi. Gombong: Stikes Muhammadiyah Gombong.
Rohman, WK. (2012). Faktor-Faktor yang berhubungan dengan Kejadian TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Gabus II Kabupaten Grobogan. Jurnal Skripsi. Semarang: Universitas Muhammadiyah Semarang.
Romlah, Laila. (2015). Hubungan Merokok Dengan Kejadian Penyakit Tuberkulosis Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Setu Kota Tangerang Selatan. Skripsi. Jakarta: UIN.
Rusnoto. (2008). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian TB Paru pada Usia Dewasa (Studi Kasus di Balai Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Paru Pati). Jurnal Epidemiologi. Semarang: Universitas Diponegoro.
Ruswanto, Bambang. (2010). Analisis Spasial Sebaran Kasus Tuberkulosis Paru Ditinjau dari Faktor Lingkungan Dalam dan Luar Rumah di Kabupaten Pekalongan. Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro.
Sianturi, Ruslantri. (2013). Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kekambuhan TB Paru. Skripsi. Semarang: UNNES.
Subarjo, Pana Agus. (2014). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Kader dalam Penemuan Suspek Tuberkulosis Paru di Puskesmas Sruweng Kabupaten Kebumen. Skripsi. Gombong: Stikes Muhammadiyah Gombong.
Sudiantara, Ketut., dkk. (2014). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peningkatan Kasus TB Paru. Denpasar: Poltekes Denpasar
Sugiyono. (2016). Metodologi Penelitian Kombinasi (mixed methods). Bandung: ALFABETA
Supriyo, dkk. (2013). Pengaruh Perilaku dan Status Gizi terhadap Kejadian TB Paru di Kota Pekalongan. Semarang: Poltekes Semarang.
Syarfa, Ilyati. (2015). Gambaran Tingkat Pengetahuan, Perilaku Merokok dan Nikotin Dependen Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi. Jakarta: UI
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.