GAMBARAN TINGKAT STRES PASIEN DIABETES MELLITUS

Authors

  • Livana PH
  • Indah Permata Sari
  • Hermanto Hermanto

DOI:

https://doi.org/10.32584/jpi.v2i1.40

Abstract

AbstrakDiabetes Mellitus merupakan kelainan metabolik yang ditandai dengan kenaikan kadar gula darah, akibat adanya kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya.  Pasien Diabetes Mellitus harus melakukan terapi pengelolaan sepanjang hidupnya baik secara farmakologis maupun non farmakologis untuk mencegah terjadinya komplikasi dan mengontrol kestabilan kadar gula darahnya. Terapi tersebut dapat menimbulkan suatu dampak tertentu, baik secara fisik maupun secara psikologis.  Salah satu dampak psikologis yang dapat dirasakan oleh pasien Diabetes Mellitus adalah stres.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat stres pada pasien Diabetes Mellitus di wilayah dokter keluarga Djazariyah Kabupaten Kendal.  Metode deskriptif kuantitatif. Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner Depression Anxiety Stres Scale yang terdiri dari 42 pertanyaan.  Sampel berjumlah 37 responden.  Sebagian besar pasien Diabetes Mellitus mengalami stres ringan.  Peneliti memberikan saran bagi peneliti selanjutnya untuk menggunakan kuesioner Depression Anxiety Stres Scale yang telah dimodifikasi disetiap pertanyaannya, agar mempermudah responden dalam menjawab. Kata kunci: Stres pada pasien Diabetes Mellitus. AbstractThe description of stress levels in Diabetes Mellitus patients. Diabetes Mellitus is a metabolic abnormality characterized by elevated blood sugar levels, due to an abnormality of insulin secretion, insulin work or both. Diabetes Mellitus patients should take life-long management therapy both pharmacologically and nonpharmacologically to prevent complications and control the stability of their blood sugar levels. The therapy can have a certain impact, both physically and psychologically. One of the psychological effects that can be felt by Diabetes Mellitus patients is stress. This study aims to determine the description of stress levels in Diabetes Mellitus patients in the area of Djazariyah family doctor Kendal District. Quantitative descriptive method. The measuring tool used is a questionnaire of Depression Anxiety Stress Scale consisting of 42 questions. The sample was 37 respondents. Most Diabetes Mellitus patients experience mild stress. Researchers provide suggestions for further researchers to use the questionnaire of Depression Anxiety Stress Scale that has been modified in each question, in order to facilitate respondents in answering. Keywords: Stress in Diabetes Mellitus clients

References

Aditya Z, C. (2015). Berbagai terapi jitu atasi emosi sehari-hari. Yogyakarta: Flash Books.

Baradero, M., Dayrid, M.W & Siswadi, Y. (2009). Pasien gangguan endokrin. Jakarta: EGC.

Coffman, M.J. (2008). Effects of tangible social support and depression on diabetes self-efficacy. Journal of Gerontological Nursing.

Fattah, Nanang. (2006). Ekonomi dan pembiayaan pendidikan. Bandung: Remaja Posdakarya.

Global report on diabetes mellitus. (2016). WHO Library Cataloguing-in-Pulication Data. World Health Organization.

Goleman, D. (2006). Emotional intelligence. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Hamdi, Asep Saepul, Baharuddin. (2014). Metode penelitian kuantitatif aplikasi dalam pendidikan. Yogyakarta. Deepublish.

Hartono, R (2012), Hubungan asupan serat larut (soluble dietary fiber) dan aktivitas fisik dengan kejadian diabetes melitus tipe II pasien rawat jalan di RSUD Dr. Rubini Mempawah Kalimantan Barat. http://old.fk.ub.ac.id. (Diakses pada tanggal 4 Februari 2017).

Hasanuddin, Kristofel, Mahatrisni, Winasis & Satrio (2011). Anxieties/desires: 90 insights for marketing to youth, women, netizen. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Izzati, Wisnatul & Nirmala. (2015). Hubungan tingkat stres dengan peningkatan kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus di wilayah kerja Puskesmas Perkotaan Rasimah Ahmad Bukittinggi. STIKes Yarsi Sumatera Barat Bukittinggi. http://ejournal.stikesyarsi.ac.id. (Diakses pada tanggal 25 November 2016).

Jelantik, I. M. G. & Haryati, E. (2014). Hubungan faktor umur, jenis kelamin, kegemukan dan hipertensi dengan kejadian DM tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas Mataram. Jurnal Media Bina Ilmiah. http://lpsmataram.com. (Diakses pada tanggal 7 Januari 2017).

Kristiana, F. (2012). Awas pankreas rusak penyebab diabetes. Jakarta: Cerdas Sehat.

Lapau, Buchari. (2012). Metode penelitian kesehatan: Metode ilmiah penulisan skripsi, tesis, dan disertasi. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Miharja, L., (2009). Faktor yang berhubungan dengan pengendalian gula darah pada penderita diabetes melitus di perkotaan Indonesia. Majalah Kedokteran Indonesia.

Misnadiarly. (2006). Diabetes mellitus: gangren, ulcer, infeksi. Mengenal gejala, menanggulangi, dan mencegah komplikasi. Jakarta: Pustaka Populer Obor.

Nursalam, Kurniawati D. N. (2007). Asuhan keperawatan pasien terinfeksi HIV/AIDS. Jakarta: Salemba Medika.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2007). Promosi kesehatan dan ilmu perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

__________________. (2012). Metode penelitian kesehatan. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.

Perkeni. (2011). Konsensus pengelolaan dan pencegahan diabetes mellitus 2 di Indonesia. Jakarta.

Profil Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah 2015. Triwulan 3 tahun 2015. www.dinkesjatengprov.go.id. (Diakses pada tanggal 23 September 2016).

Profil Kesehatan Indonesia 2008. (2009). Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Purnamatari, W. (2011). Beberapa faktor yang berhubungan dengan keteraturan pemeriksaan kadar gula darah penderita diabetes melitus tipe 2 di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Skripsi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta. http://eprints.ums.ac.id. (Diakses pada tanggal 4 Februari 2017).

Putri, Yeni & Handayani. (2013). Hubungan peran keluarga dengan pengendalian kadar gula darah pada pasien diabetes melitus di wilayah kerja Puskesmas Pauh Padang. Ners Jurnal Keperawatan Volume 9, Nomor 2. http://jurnal.fkep.unand.ac.id. (Diakses pada tanggal 4 Februari 2017).

Rahmat, W. P. (2010). Pengaruh konseling terhadap kecemasan dan kualitas hidup pasien DM di Kecamatan Kebakkramat. Tesis. eprints.uns.ac.id. (Diakses pada tanggal 8 Januari 2017).

Ramadhanisa, Aqsha, Larasati dan Mayasari (2013). Hubungan aktivitas fisik dengan kadar HbA1c pasien diabetes melitus tipe II di Laboratorium Patologi Klinik RSUD Dr. H Abdul Moeloek Bandar Lampung. Http//httpjuke.kedokteran.unila.ac.id. (Diakses pada tanggal 5 Februari 2017).

Reno, Gustaviani (2006). Diagnosis dan klasifikasi diabetes melitus, buku ajar ilmu penyakit dalam, Jilid III,Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Rfyy, C.D. & Singer, B.H. (2006). Best news yet on the six-factor model of well being. Social Science Research.

Riset Kesehatan Dasar Riskesdas 2013. http://www.depkes.go.id. (Diakses pada tanggal 24 September 2016).

Safitri, Inda Nofriani. (2013). Kepatuhan penderita diabetes mellitus tipe II ditinjau dari locus of control. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Volume 01 Nomor 02. Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang. http://ejournal.umm.ac.id. (Diakses pada tanggal 4 Februari 2017).

Sari, Susanti & Sukmawati. (2014). Peran keluarga dalam merawat pasien diabetik di rumah. Jurnal Ners LENTERA.

Sari, R. M., Thobari, J.A., & Andayani, M. T. (2011). Evaluasi kualitas hidup pasien DM tipe 2 yang diterapi rawat jalan dengan anti diabetik oral di RSUP dr. sardjito. Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi. http://jmpf.farmasi.ugm.ac.id. (Diakses pada tanggal 7 Januari 2017).

Semiardji, G. (2009). Stres emosional pada penyandang diabetes. Penatalaksanaan diabetes melitus terpadu edisi kedua. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Sholichah, Diah Rustiani. (2009). Hubungan antara dukungan sosial dengan derajat depresi pada penderita diabetes mellitus dengan komplikasi. Skripsi. Surakarta. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. http://eprints.uns.ac.id. (Diakses pada tanggal 26 September 2016).

Sunjaya, I. N. (2009). Pola konsumsi makanan tradisional Bali sebagai faktor risiko diabetes melitus tipe 2 di Tabanan. Jurnal Skala Husada.

Suiraoka I, P, (2012). Penyakit degeneratif, mengenal, mencegah, mengurangi risiko 9 penyakit degeneratif. Yogyakarta: Nuha Medika.

Sutedjo. (2010). 5 strategi penderita diabetes mellitus berusia panjang. Yogyakarta: Kanisius.

Tamara, Bayhakki & Nauli (2014). Hubungan antara dukungan keluarga dan kualitas hidup pasien diabetes mellitus tipe II di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau.

Taylor, C (2008). Gula darah dan menopause kenali tanda awal ketidakseimbangan menopause. http://ezinearticles.com. (Diakses pada tanggal 7 Januari 2017).

Tjokoprawiro, Askandar. (2011). Hidup sehat bersama diabetes: Panduan lengkap pola makan untuk penderita diabetes. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Trisnawati, S., Setyorogo, S., (2013). Faktor risiko kejadian diabetes melitus tipe II di Puskesmas Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat Tahun 2012. Jurnal Ilmiah Kesehatan.

Widakdo, G., Besral. (2013). Efek penyakit kronis terhadap gangguan mental emosional. Kesmas, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 7, No. 7. Jakarta. Universitas Indonesia.

Yusra, Aini. (2010). Hubungan antara dukungan keluarga dan kualitas hidup pasien DM tipe 2 di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati Jakarta. Tesis. www.lontar.ui.ac.id. (Diakses pada tanggal 7 Januari 2017).

Zainuddin, Wasisto & Herlina. (2015). Hubungan stres dengan kualitas hidup penderita diabetes mellitus tipe 2. http://download.portalgaruda.org. (Diakses pada tanggal 7 Januari 2017).

Downloads

Published

2018-05-01

How to Cite

PH, L., Sari, I. P., & Hermanto, H. (2018). GAMBARAN TINGKAT STRES PASIEN DIABETES MELLITUS. Jurnal Perawat Indonesia, 2(1), 41–50. https://doi.org/10.32584/jpi.v2i1.40

Issue

Section

Articles