Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa https://journal.ppnijatengprov.org/index.php/jikj <p>Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa  (<a href="http://issn.pdii.lipi.go.id/issn.cgi?daftar&amp;1521018085&amp;1&amp;&amp;" target="_blank" rel="noopener">e-ISSN 2621-2978</a>) &amp; (<a href="http://u.lipi.go.id/1566463801" target="_blank" rel="noopener">p-ISSN 2685-9394</a>) is a means of developing and publishing scientific works for researchers, lecturers and practitioners of mental nursing published by the <a href="https://journal.ppnijateng.org/index.php/jikj/management/settings/context//index.php/jikj/manager/setup/ppnijateng.org" target="_blank" rel="noopener">Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah</a>. Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa is an electronic journal with an  open access journal system published twice a year, namely in May and November<em>. </em>Since August 2019, Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa was published in an online and printed version  with a frequency of 4 times a year, namely February, May, August, and November.</p> <p>Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa publishes articles within the scope of mental nursing broadly but is limited, especially in the field of mental nursing in healthy, risk and disturbance groups. Articles must be the result of research, case studies, results of literature studies, scientific concepts, knowledge and technology that are innovative and renewed within the scope of mental nursing science both on a national and international scale. </p> <p>his journal has been accredited by National Journal Accreditation (ARJUNA) Managed by Ministry of Research, Technology, and Higher Education, Republic Indonesia with First Grade (<a href="http://sinta.ristekbrin.go.id/journals/detail?id=5247" target="_blank" rel="noopener">Peringkat 3, Sinta 3</a>)</p> Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah en-US Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa 2685-9394 <p>Authors who publish with this journal agree to the following terms:</p><div class="freebirdFormviewerViewItemsSectionheaderDescriptionText">The journal allow the authors to hold the copyright without restrictions and allow the authors to retain publishing rights without restrictions.</div><p>Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.</p><p>Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.</p><p>Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).</p><p><a href="http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/" rel="license"><img src="https://i.creativecommons.org/l/by/4.0/88x31.png" alt="Creative Commons License" /></a><br />This work is licensed under a <a href="http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/" rel="license">Creative Commons Attribution 4.0 International License</a>.</p> Mental Health : The Role Sense On Coherence On Psychological Distress Of Nurses In COVID-19 Service https://journal.ppnijatengprov.org/index.php/jikj/article/view/2622 <p>Perawat mewakili proporsi terbesar (59%) dari penyedia layanan kesehatan yang berada di garis depan dalam penanggulangan COVID-19. Perawat dikategorikan sebagai populasi yang rentan, karena terpapar COVID-19 secara berlebihan di lingkungan kerja dan rentan mengalami masalah psiko-emosional dalam jangka pendek dan menengah, sehingga perlu adanya sense of coherence yang kuat dalam diri individu. Sense of coherence merupakan kompetensi yang dapat membantu individu memahami situasi sebagai sesuatu yang dapat dimengerti, dapat dikelola, dan bermakna, yang kemudian berkontribusi pada resiliensi individu. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran sense of coherence terhadap distres psikologis pada perawat dalam pelayanan COVID-19. Partisipan dalam penelitian ini, yaitu try out sebanyak 50 orang dan partisipan data sebanyak 102 perawat yang bekerja di rumah sakit bagian pelayanan COVID-19. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala SOC dan GHQ-12. Data dianalisis dengan menggunakan teknik regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peran yang signifikan antara SOC dengan distress psikologis. Kontribusi sense of coherence terhadap psychological distress sebesar 23%. Hasil temuan ini diharapkan dapat menjadi rekomendasi bagi rumah sakit untuk mengelola berbagai hal yang dapat berperan signifikan terhadap kesehatan mental perawat dalam pelayanan COVID-19.</p> Ajeng Mardhiyah Copyright (c) 2024 Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0 2024-06-04 2024-06-04 7 2 PENGARUH ASERTIF DE-MORE TERHADAP PENURUNAN PERILAKU BULLYING PADA REMAJA DI PONDOK PESANTREN https://journal.ppnijatengprov.org/index.php/jikj/article/view/2627 <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p><strong>Latar Belakang:</strong> Kejadian <em>bullying</em> dapat terjadi di lingkungan pondok pesantren karena siswa tinggal bersama siswa lainnya di asrama dalam kurun waktu yang lama. <em>Bullying</em> yang tidak dikendalikan dapat menyebabkan gangguan kesehatan mental dan menurunkan prestasi belajar. Latihan asertif dengan metode De-more bertujuan untuk mencegah dan menurunkan kejadian <em>bullying</em> pada remaja. <strong>Tujuan:</strong> Mengetahui pengaruh latihan asertif dengan metode De-more terhadap kejadian <em>bullying</em> pada remaja di Pondok Pesantren. <strong>Metode:</strong> Jenis penelitian ini yaitu <em>quasi-experiment</em> dengan <em>non-equivalent control group design.</em> Responden penelitian ini dipilih menggunakan proporsional random sampling dengan jumlah 86 orang yang terdiri dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner <em>bullying</em> APRI-BT. Hasil penelitian dianalisis dengan uji <em>Chi Square,</em> uji <em>Wilcoxon</em>, dan uji <em>Mann-Whitney</em><em>.</em> <strong>Hasil:</strong> Hasil penelitian menunjukkan faktor yang mempengaruhi <em>bullying</em> adalah lingkungan dan peran guru. Asertif De-more berpengaruh terhadap pelaku kejadian <em>bullying,</em> tetapi tidak berpengaruh terhadap korban kejadian <em>bullying</em>. <strong>Kesimpulan:</strong> Asertive De-more berpengaruh dalam mengurangi pelaku kejadian <em>bullying</em>, namun tidak berpengaruh terhadap pengurangan korban kejadian <em>bullying</em>.</p> <p>Kata Kunci: <em>Bullying</em>, Latihan Asertif De-more, Pondok Pesantren, Remaja.</p> <p><strong>&nbsp;</strong></p> <p><strong><em>ABSTRACT</em></strong></p> <p><strong><em>Background:</em></strong><em> Bullying incidents can occur in the boarding school because students live with other students in the dormitory for a long time. Bullying that is not controlled can cause mental health problems and reduce academic achievement. Assertive training using the De-more method aims to prevent and reduce the incidence of bullying in adolescents</em><em>. <strong>Purpose</strong></em><strong><em>:</em></strong><em> To determine the effect of assertive training using the De-more method on the incidence of bullying in adolescents at the</em> <em>Boarding School</em><em>.</em> <strong><em>Method</em></strong><strong><em>s</em></strong><strong><em>:</em></strong><em> This type of research is a quasi-experiment with a non-equivalent control group design. Respondents for this study were selected using proportional random sampling with a total of 86 people consisting of the experimental and the control group. The research instrument used the APRI-BT bullying questionnaire. The research results were analyzed using the Chi Square test, Wilcoxon test, and Mann-Whitney test. <strong>Results:</strong> The results showed the factors that influenced bullying were the environment</em><em> and</em><em> the teacher's role</em><em>.</em><em> De-more assertive training had an effect on the incidence of bullies</em><em>, but</em><em> had no effect on the incidence of victims of bullying. <strong>Conclusion:</strong> Assertive De-more has an effect on reducing </em><em>bullies</em><em> of bullying incidents, but has no effect on reducing victims of bullying incidents</em><em>.</em></p> <p><em>Keywords: Adolescents, Boarding School, Bullying, De-more Assertive Training.</em></p> Sayyidah Fatimah Azzahra Copyright (c) 2024 Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0 2024-06-04 2024-06-04 7 2 STUDI KASUS MANFAAT PENERAPAN TERAPI MENGGAMBAR PADA KLIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH KRONIS (HDRK) DI RSJD dr. ARIF ZAINUDIN SURAKARTA https://journal.ppnijatengprov.org/index.php/jikj/article/view/2471 <p><em>The World Health Organization or World Health Organization in 2022 stated that 1 in 8 people in the world experience mental disorders or 970 million people in the world, in Indonesia around 1 in 5 people experience mental disorders or around 20% of 250 million people, one of which is a lot of mental disorders. experienced is chronic low self-esteem. Chronic low self-esteem is negative feelings about oneself. Drawing therapy is a therapy using art media to express feelings and communicate. Drawing therapy has been widely used in medical environments, one of which is for the treatment of mental disorders. The aim of the research is to identify the benefits of applying drawing therapy to reduce chronic low self-esteem in clients at RSJD dr. Arif Zainudin Surakarta, case study research method using the application of evidence based paratice in providing nursing care to clients. The application of drawing therapy was carried out 3 times during 3 days of therapy with the results that there were benefits of applying drawing therapy to the patient's recovery. The conclusion of the research carried out is that drawing therapy activities provide benefits in reducing the signs and symptoms of chronic low self-esteem. Suggestions before conducting research are to build a relationship of mutual trust and explore positive aspects with the aim of making it easier to carry out the interventions taken and those that will be carried out on clients.</em></p> Valerio Basuni Carlo Caryanto Wahyudi Mulyaningrat Copyright (c) 2024 Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0 2024-06-04 2024-06-04 7 2 A Analysis of the Relationship between Self-Efficacy and the Performance of Intensive Inpatient Nurses at Hospital X, South Tangerang https://journal.ppnijatengprov.org/index.php/jikj/article/view/2592 <p><em>Each hospital has standards to achieve the highest quality. This is closely related to the performance of both medical and non-medical. Nurses as frontliners work directly dealing with patients in providing nursing care and are required to have the best performance in order to achieve high quality through patient satisfaction. Various factors affect the high and low performance of nurses. This study aims to determine the relationship between self-efficacy and nurse performance. This study uses a quantitative method of cross-sectional research design with a correlational descriptive approach. The population in this study was a nurse practitioner who worked at X Tangerang Selatan Hospital in the intensive care unit with a total sampling of 30 nurses. The instrument of this research is to use the spread of instruments whose validity is tested through validity and reliability tests. Data analysis techniques were carried out by univariate and bivariate tests. The results of this study indicate that there is a relationship between self-efficacy (P value: 0.000) and the performance of nurses implementing intensive inpatient rooms at X Hospital Tangerang Selatan. The conclusion in this study is that the self-efficacy variable has a relationship with the performance of nurses implementing intensive care units at X Hospital Tangerang Selatan.</em></p> Stefanus Ides Copyright (c) 2024 Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0 2024-06-04 2024-06-04 7 2 EFFECTIVENESS OF BACK MASSAGE USING VCO WITH LEVEL AROMATHERAPY ON SLEEP QUALITY IN THE ELDERLY https://journal.ppnijatengprov.org/index.php/jikj/article/view/1878 <p><em>The elderly experience a decrease in the effectiveness of sleeping at night by 70% to 80% compared to young people. Back massage with VCO and Lemongrass Aromatherapy, one of the complementary therapies, can also be used to treat sleep problems. The purpose of this study was to determine the effectiveness of back massage with VCO and lemongrass aromatherapy on the sleep quality of the elderly. The design of this study was pre-experimental using a group pretest-posttest design. This research will be carried out in the working area of ​​North Denpasar III. The study was conducted in March 2021. The sample in this study was 34 respondents. The sampling technique used in this study is non-probability sampling, namely purposive sampling. The data collection instrument used in this study was a measuring instrument for sleep quality. For the implementation of back massage with VCO and the implementation of lemongrass aromatherapy and standard operating procedures (SOP). Research gets permission or ethical clerence. The research was carried out 6 times. The results of the study in the group given back massage intervention with VCO were 11 (64.7%) poor sleep quality, in the group given lemongrass aromatherapy 12 (70.6%) poor sleep quality. The results of the analysis in both groups were for the group that was given back massage with VCO, the P value was 0.003 while in the group that was given the lemongrass aromatherapy intervention, the p value was 0.001. Based on the results of the effectiveness analysis in both groups, 0.17 results were obtained, which means that both interventions have an effect on the sleep quality of the elderly.</em></p> Nurul Faidah Copyright (c) 2024 Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0 2024-06-01 2024-06-01 7 2 Pengaruh terapi hipnosis lima jari terhadap penurunan kecemasan pada pasien dengan ansietas di wilayah kerja puskesmas kota tengah kota gorontalo https://journal.ppnijatengprov.org/index.php/jikj/article/view/2495 <p><strong>Pendahuluan : </strong>Ansietas merupakan kecemasan atau kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, berkaitan dengan tidak pasti dan tidak berdaya. Salah satu metode untuk menurunkan kecemasan adalah dengan menggunakan terapi hipnosis lima jari. Tujuan penelitian ini mampu menerapkan dan mengidentifikasi seberapa besar penurunan kecemasan setelah diberikan terapi hipnosis lima jari terhadap pasien dengan ansietas di wilayah kerja Puskesmas Kota Tengah Kota Gorontalo</p> <p><strong>Metode : </strong>Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. jenis penelitian quasi eksperimen atau atau eksperimen semu dengan <em>one grup pre test – post test design</em>. Penelitian ini dilaksanakan pada suatu kelompok tanpa menggunakan kelompok pembanding. Kecemasan diukur dengan cara melihat lembar kuesioner dengan penilaian tidak ada kecemasan apabila&nbsp; nilai kurang dari 14, kecemasan ringan apabila nilai 14-20, kecemasan sedang apabila nilai 21-27, kecemasan berat apabila nilai 28-41, panic apabila nilai 45-56.</p> <p><strong>Hasil : </strong>Hasil penelitiian ini didapatkan nilai rata-rata tingkat kecemasan pada pasien dengan ansietas yang menjalani terapi hypnosis lima jari sebelum dan sesudah diberikan intervensi didapatkan nilai&nbsp; <em>p</em>= 0.00 (<em>p</em>&lt;0.05) artnya ada pengaruh antara terapi hypnosis lima jari untuk menurunkan kecemasan pada pasien dengan ansietas.</p> <p><strong>Kesimpulan : </strong>Berdasarkan uraian diatas didapatkan bahwa hinopsis lima jari berpengaruh terhadap penurunan kecemasan pada pasien dengan ansietas di wilayah &nbsp;kerja puskesmas kota tengah kota gorontalo.</p> <p>&nbsp;</p> <p>&nbsp;</p> Nurain Lailaturrahmatiyah Laya Copyright (c) 2024 Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0 2024-06-04 2024-06-04 7 2 Depresi dan Ide BUnuh Diri pada Mahasiswa Tingkat Akhir : STUDI CROSS SECTIONAL https://journal.ppnijatengprov.org/index.php/jikj/article/view/2643 <p>Mahasiswa mempunyai kewajiban untuk mengerjakan tugas seperti makalah, melakukan presentasi, praktek lapangan, dan tugas akhir berupa skripsi yang membuat mahasiswa stres, bahkan depresi.&nbsp; Menurut World Health Organization (WHO) sekitar 300 juta orang di seluruh dunia menderita depresi, dengan prevalensi di Indonesia sekitar 15,6juta orang(3,7%). Dari depresi ini mengakibatkan muncul sekitar 5% untuk ide bunuh diri, dan mahasiswa rentan terhadap hal ini. Studi ini untuk mengetahui tingkat depresi dan ide bunuh diri pada mahasiswa tingkat akhir. Metode penelitian pada mahasiswa tingkat akhir sebanyak 103 sampel dengan menggunakan teknik Accidental Sampling. Instrumen yang digunakan yaitu Beck Depression Inventory (BDI) dan Beck Scale for Suicide Ideation (BSSI). Hasil penelitian menunjukkan tingkat depresi pada mahasiswa tingkat akhir dengan gejala sedang 20(19,6%) dan gejala berat 4(3,9%), sedangkan resiko tinggi dengan ide bunuh diri yaitu 8(7,7%). Berdasarkan hasil uji korelasi didapatkan nilai r = 0,654 dengan p value = 0,00 artinya semakin rendah depresi maka semakin rendah pula keinginan untuk bunuh diri. Intervensi yang tepat untuk mengurangi risiko bunuh diri serta menyediakan sumber daya dan dukungan yang memadai untuk kesehatan mental untuk mencegah dan mengurangi risiko ide bunuh diri serta meningkatkan kesejahteraan mental mahasiswa.</p> Rizky jamiatul fitri Copyright (c) 2024 Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0 2024-06-04 2024-06-04 7 2 PENGARUH TERAPI KOGNITIF TERHADAP KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN SKIZOFRENIA DI YAYASAN JALMA SEHAT JEKULO KUDUS https://journal.ppnijatengprov.org/index.php/jikj/article/view/2538 <table width="590"> <tbody> <tr> <td width="387"><em>Schizophrenia is a severe mental disorder that is unable to recognize realistically and loses self-view or is unable to assess oneself or measure one's own strengths and weaknesses. One of the causes of schizophrenia is psychological factors, namely the inability to overcome existing problems. <strong>Objective</strong>: to determine the effect of cognitif therapy on adherence to taking medication in patients with mental disorders with schizophrenia at the Jekulo Kudus Jalma Sehat Foundation. <strong>Methods</strong>: The type of this research is a quasi-experimental with a cross-sectional approach, the population of this study is 63 respondents. <strong>Results</strong>: The results of the statistical analysis of the Willcoxon test obtained p value = 0.001 which is less than the significance level ɑ &lt;0.05. then Ho is rejected and Ha is accepted. Conclusion: It can be concluded that there is "The Effect of Cognitif Therapy on Compliance with Taking Medication in Patients with Mental Disorders with Schizophrenia at the Jalma Sehat Jekulo Kudus Foundation".</em></td> </tr> </tbody> </table> Umi Faridah Copyright (c) 2024 Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0 2024-06-04 2024-06-04 7 2 Terapi Supportif Pada ODGJ Sebagai Upaya Pencegahan Bunuh Diri-Literatur Review https://journal.ppnijatengprov.org/index.php/jikj/article/view/2671 <p>Terapi suportif yaitu sebuah psikoterapi yang ditujukan kepada individu maupun kelompok yang ingin mengevaluasi diri. Pasien ODGJ adalah seseorang yang memiliki gangguan mental, pikiran dan pola tingkah laku yang tidal sesuai di masyarakat. Pasien ODGJ rentan memiliki dorongan untuk bunuh diri. Sebesar 80% - 90 % kasus bunuh diri diaakibatkan oleh kecemasan dan depresi. Pada kasus pasien dengan tanda dan gejala mengurung diri dan tidak mau untuk terbuka kepada keluarga, pasien tersebut semakin hari semakin deperesi sehingga memicu terjadinya dorongan bunuh diri. Artikel ini dilakukan dengan menggunakan metode literatur review. Dibuat dengan tujuan untuk mengetahui apakah terapi suportif dapat mencegah terjadinya kasus ODGJ memiliki keinginan bunuh diri. Dari hasil analilis beberapa artikel yang didapatkan, terapi suportif efektif untuk mendukung dan memotivasi ODGJ agar tidak ada dorongan bunuh diri. Edukasi terapi suportif juga dilakukan oleh keluarga. Sebelum ke pasien keluaga pasien diberikan pengetahuan tentang bagaiaman cara merawat serta meberikan motivasi kepada pasien untuk sembuh dan kembali beraktifitas seperti semula. Dengan begitu pasien memiliki keinginan untuk sembuh dari gangguan psikisnya.Terapi suportif yaitu sebuah psikoterapi yang ditujukan kepada individu maupun kelompok yang ingin mengevaluasi diri. Pasien ODGJ adalah seseorang yang memiliki gangguan mental, pikiran dan pola tingkah laku yang tidal sesuai di masyarakat. Pasien ODGJ rentan memiliki dorongan untuk bunuh diri. Sebesar 80% - 90 % kasus bunuh diri diaakibatkan oleh kecemasan dan depresi. Pada kasus pasien dengan tanda dan gejala mengurung diri dan tidak mau untuk terbuka kepada keluarga, pasien tersebut semakin hari semakin deperesi sehingga memicu terjadinya dorongan bunuh diri. Artikel ini dilakukan dengan menggunakan metode literatur review. Dibuat dengan tujuan untuk mengetahui apakah terapi suportif dapat mencegah terjadinya kasus ODGJ memiliki keinginan bunuh diri. Dari hasil analilis beberapa artikel yang didapatkan, terapi suportif efektif untuk mendukung dan memotivasi ODGJ agar tidak ada dorongan bunuh diri. Edukasi terapi suportif juga dilakukan oleh keluarga. Sebelum ke pasien keluaga pasien diberikan pengetahuan tentang bagaiaman cara merawat serta meberikan motivasi kepada pasien untuk sembuh dan kembali beraktifitas seperti semula. Dengan begitu pasien memiliki keinginan untuk sembuh dari gangguan&nbsp;psikisnya.</p> Fatim Zahrok Copyright (c) 2024 Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0 2024-06-04 2024-06-04 7 2 APLIKASI DISTRAKSI EKSPRESI PERASAAN PADA KLIEN SKIZOFRENIA TAK TERINCI DENGAN HALUSINASI PENDENGARAN: STUDI KASUS https://journal.ppnijatengprov.org/index.php/jikj/article/view/2636 <p><strong>Latar Belakang:</strong> Skizofrenia masih menjadi permasalahan di Indonesia. Salah satu gejala positif dari skizofrenia adalah halusinasi pendengaran. Pasien dengan halusinasi pendengaran biasanya akan mengalami penurunan kemampuan individu dalam kehidupan sehari-harinya. Beberapa dampak yang muncul pada pasien halusinasi adalah cemas, depresi, dan isolasi sosial. Salah satu terapi yang bisa mengurangi gejala tersebut adalah mengekspresikan perasaan pada orang lain. <strong>Tujuan:</strong> Mengaplikasikan intervensi ekspresi perasaan pada kasus halusinasi pendengaran melalui asuhan keperawatan.<strong> Gambaran Kasus:</strong> Seorang pria berusia 30 tahun mengalami trauma sebagai korban buli. Akibat koping yang tidak efektif dan kurangnya dukungan, muncullah suara-suara yang berisi menyalahkan pasien sehingga pasien tidak memiliki keberanian untuk melakukan hal baru karena takut dianggap salah. <strong>Intervensi:</strong> Studi kasus desain observasi partisipasif menggunakan proses keperawatan berdasarkan <em>Evidence-Based Practice</em> distraksi mengekspresikan perasaan dengan bercakap-cakap yang dilakukan sekali sehari selama 3 hari dengan mengajarkan strategi pelaksanaan 1-4. <strong>Hasil:</strong> Pasien dapat mengidentifikasi isi halusinasinya, yaitu suara-suara yang selalu menyalahkan dirinya; waktu terjadinya, yaitu di pagi hari atau di tengah malam; situasi yang memicu halusinasi, yaitu saat pasien berdiam diri; manfaat distraksi perasaan, yaitu pasien merasakan suara halusinasi terdengar samar saat sedang bercakap-cakap; dan pasien sadar bahwa halusinasi yang ia alami adalah penyakit dan bukanlah hal yang salah. <strong>Kesimpulan</strong>: Distraksi ekspresi perasaan bercakap-cakap dinilai efektif dalam mengendalikan halusinasi pendengaran karena pasien mengetahui jenis halusinasi, waktunya, situasi yang menyebabkannya, dan manfaat bercakap-cakap. <strong>Saran:</strong> Diharapkan teknik distraksi untuk mengungkapkan perasaan melalui percakapan dengan pasien halusinasi pendengaran dapat diterapkan secara konsisten dan diajarkan kepada keluarga untuk mempersiapkan pelaksanaannya saat pasien kembali bersama keluarganya.</p> Dina Amilatusholiha Arum Pratiwi Copyright (c) 2024 Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0 2024-06-04 2024-06-04 7 2