Risiko Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas pada Anak Pengguna Gadget

Authors

  • Latifah Susilowati Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
  • Ammanah Syiti Hajjar Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
  • Suryati Suryati STIKES Surya Global

DOI:

https://doi.org/10.32584/jikj.v4i1.810

Keywords:

gadget, GPPH, pra sekolah

Abstract

Golden Age menjadi tahapan usia paling penting karena periode ini merupakan kesempatan emas dan juga waktu yang rentan terhadap pengaruh negatif. Anak yang tidak mendapatkan stimulasi secara tepat maka memiliki risiko mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Perilaku orangtua dalam memberikan stimulasi yang kurang tepat adalah membiarkan atau mengenalkan anak usia pra sekolah menggunakan gadget dan dapat memicu timbulnya risiko gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (GPPH). Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang risiko GPPH pada anak yang menggunakan gadget dalam kehidupan sehari-hari. Sebanyak 45 anak usia pra sekolah di RA Masyithoh Taruban menjadi sampel dalam penelitian ini dan diambil menggunakan teknik simple random sampling. Analisa data univariat menggunakan frekuensi dan persentas. Instrumen yang digunakan untuk menilai risiko GPPH adalah Abbreviated Conners Rating Scales (ACRS). ACRS sudah divalidasi pada cutoff score 13 dengan sensitivitas 90,1% dan spesifisitas 93,94%. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar anak di RA Masyithoh Taruban yang menggunakan gadget masuk kategori normal yaitu sebesar 55,6% dan berisiko mengalami gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas sebesar 44,4%.  75% anak yang mengalami risiko GPPH adalah laki-laki dan 55% berusia 5 tahun. 

References

American Psychiatric Association. (2013). Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder Edition “DSM-5.†Washington DC: American Psychiatric Publishing.

Byun YH, Ha M, Kwon HJ, Hong YC, Leem JH, S. J. (2013). Mobile phone use, blood lead levels, and attention deficit hyperactivity symptoms in children: a longitudinal study. PLOS ONE, 8(3), 1–10. https://doi.org/https://doi.org/10.1371/journal.pone.0059742

Indriyani, M., Sofia, A. (2018). Persepsi orang tua terhadap penggunaan gadget pada anak usia dini. Indonesian Journal of Early Childhood Issues. 1(1).

Kementrian Kesehatan RI. (2016). Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak Ditingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.

McGoey KE, Schreiber J, Venesky L, Westwood W, McGuirk L, Schaffner K. Factor structure of attention deficit hyperactivity disorder symptoms for children age 3 to 5 years. Journal of Psychoeducational Assessment. 2015;33(5):430-438. doi:10.1177/0734282914554255

Megapuspita, GATD., Windiani, IGAT., Adnyana, IGANS. (2017). Hubungan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktifitas (GPPH) terhadap status gizi anak di klinik tumbuh kembang RSUP Sanglah Denpasar. E-Jurnal Medika Udayana. 6(8).

Mills, K.L., Goddings, A.L., Herting, M.M., Meuwese, R., Blakemore, S.J., Crone, E.A., Tamnes, C.K. (2016). Structural brain development between childhood and adulthood: Convergence across four longitudinal samples. NeuroImage. doi:10.1016/j.neuroimage.2016.07.044

Novita, D. (2019). Hubungan penggunaan gadget (smartphone) dengan suspek gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas di sd al kautsar bandar lampung. Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas Lampung, Bandar Lampung.

Nurhayati, D., Susilowati, L. (2020). Pemberian stimulasi pertumbuhan dan perkembangan oleh ibu berhubungan dengan perkembangan anak usia 1-3 tahun. Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. 11(33). doi: 0.33846/sf.v11i0.648

Oktaviania, S. , Nisa, J., dan Baroroh, U. (2019). Hubungan antara penggunaan gadget dengan perkembangan balita. Indonesia Jurnal Kebidanan. 3(2). http://dx.doi.org/10.26751/ijb.v3i2.738

Putri. DNE., Kandhyawati, AAAS., Kurniawan, CD. (2019). Pola asuh pada anak dengan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (GPPH) di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar. Jurnal Medika Udayana. 8(8). https://doi.org/10.24843/MU.2019.V8.i8.P9

Ratnasari, ND., Kaunang, TMD., Dundu, AE. (2016). Komorbiditas pada anak dengan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (GPPH) pada 20 sekolah dasar di Kota Manado. Jurnal e-Clinic. 4(1).https://doi.org/10.35790/ecl.4.1.2016.11009

Setianingsih., Rachmawati, N., Juniarsih. (2018). Low socio economic status risk improving of attention deficit and

hyperactivity disorder (ADHD) in preschoolers. Jurnal Ilmu Keperawatan Anak. 1(2). http://dx.doi.org/10.32584/jika.v1i2.110

Soetjiningsih. 2015. Tumbuh Kembang Anak, Ed.2. Jakarta: EGC.

Tong L, Xiong X, & Tan H. (2016). Attention-Deficit/Hiperactivity Disorder and Lifestyle-Related Behaviors in Children. PLOS ONE. 11(9): 1-13. doi: 10.1371/journal.pone.0163434

Vitrianingsih., Khadijah, S., Ceria, I. (2018). Hubungan Peran Orang Tua Dan Durasi Penggunaan Gadget dengan Perkembangan Anak Pra Sekolah di TK Gugus IX Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta. Jurnal Formil (Forum Ilmiah) KesMas Respati. 3(2): 101-109. doi:10.35842/formil.v3i2.178

Wijanarko, Jarot & Setiawati, Ester. (2016). Ayah Ibu Baik Parenting Era Digital. Tangerang Selatan: Keluarga Indonesia Bahagia.

Wilmer, H.H., Sherman, L.E., & Chein, J.M. (2017). Smartphones and cognition: A review of research exploring the links between mobile technology habits and cognitive functioning. Frontiers in Psychology. http://doi.org/10.3389/fpsyg.2017.00605.

Downloads

Published

2021-03-26

How to Cite

Susilowati, L., Hajjar, A. S., & Suryati, S. (2021). Risiko Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas pada Anak Pengguna Gadget. Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa, 4(1), 149–156. https://doi.org/10.32584/jikj.v4i1.810

Similar Articles

You may also start an advanced similarity search for this article.